Merdeka...!!!
Oleh : Kang Mad
Merdeka… sebuah keadaan yang selalu menjadi impian setiap insan. Apapun dipertaruhkan demi meraih keadaan itu. Seseorang rela bangun pagi-pagi sekali untuk bekerja seharian demi memerdekakan diri dari ancaman kelaparan. Sementara orang lain rela mengeluarkan biaya tinggi demi melepaskan diri dari kebodohan. Para pahlawan rela berjibaku menghadapi musuh dan bahkan meregang nyawa demi memerdekakan bangsanya dari belenggu penjajahan.
Terbayang oleh kita akan kejadian 68 tahun silam. Saat bangsa ini 350 tahun bergelut berkejaran dengan waktu dan momentum yang tepat untuk mengumandangkan sebuah kalimat proklamasi. Melalui sound system yang teramat sederhana, Bung Karno dan Bung Hatta membacakan sebuah teks yang juga ditulis tangan sekenanya di atas kertas kumal menggunakan pena yang tak pernah diasah. Meski dengan segala kesederhanaan itu, namun proklamasi itu begitu menggema sampai seantero nusantara dan bahkan seantero dunia. Sontak, rakyat nusantara bersuka cita menyambutnya dengan tak henti-hentinya mengacungkan senjata ke udara. Tak hanya itu. Pemerintah negeri Holland juga memberikan reaksi yang tak kalah serunya. Serasa kebakaran jenggot mereka menampik celoteh Soekarno Hatta itu. Segala upaya pemakzulan proklamasi pun mereka lakukan dengan cara-cara licik dan pecundang. Mulai dari agresi atas nama NICA di 1948 sampai perongrongan kedaulatan negeri ini dengan memanfaatkan “boneka-boneka” buatan mereka. Begitu berat dan mahalnya sebuah perjuangan mencapai kemerdekaan duniawi. Semua dipertaruhkan, semua dilakukan, semua diupayakan demi sebuah cita-cita kemerdekaan. Tapi hanya ada satu kata kunci keberhasilan bangsa ini dalam menghadapi semua itu, keteguhan.
Baru saja lewat di belakang kita bulan Ramadlan di mana kita berjuang memerdekan diri dari belenggu hawa nafsu. Tak perlu kita bekerja sepanjang hari, tak perlu kita mengeluarkan biaya tinggi, tak perlu pula kita menumpahkan darah untuk berjuang melawan hawa nafsu ini. Tak perlu kita teriak-teriak mengumandangkan kepuasaan kita karena puasa itu memang hanya milik Allah. Justru yang diperlukan hanyalah ketenangan. Cukup hanya dengan melaksanakan puasa dengan segala aturannya.
Cuma dengan menenangkan diri, mengendapkan gejolak nafsu, mengheningkan kekotoran fikir, memusatkan jiwa dan hati untuk dzikir. Begitu ringan dan murahnya Allah SWT memberikan cara kepada kita untuk mencapai kemerdekaan ukhrowi. Mestinya hal itu cukup untuk membuat kita mampu menguasai hawa nafsu. Tapi jika ternyata tidak ? Maka puasa kita masih perlu dibenahi lagi. Dengan apa ?
Dengan keteguhan. Merdekakan bangsa dari belenggu penjajahan ideologi, budaya dan ekonomi. Merdekakan jiwa dari jerat ketakutan masa depan. Merdekakan hati dari kerak-kerak kesombongan dan kedengkian.
Merdekalah sebelum mati… !!!
Matilah dalam kemerdekaan… !!!
Kembalilah ke dalam fitrah.
Comments
Post a Comment