Yusuf & Zulaikha

Oleh : Ahmad Suparmin, M.Pd

duh susahnya ketika sudah baca,. perasan tak mau berhenti serasa akan ketinggalan kereta saja. Begitulah rasanya  ketika  telah hanyut dalam alur sebuah  nofel. Makan tak lagi tenang, belajar tak kan berkosentrasi tidurpun tak lagi nyaman. Pokoknya sebelum nofel  tebaca sampai tuntas   perasaan penasaran dan penasaran  akan terus menghantui.

Bisa dikata seolah akulah orang yang paling rajin dalam baca, kutu buku mungkin gelarku  kalau lagi suka baca. Beberapa nofel besar Gajah Mada, Haikal Muhammad, Cleopatra, ayat-ayat cintanya kang Abik dan masih banyak lagi  lainnya tertelan hanya dalam hitungan hari.

Aku   lupa kalau Allah bahkan memberikan sebuah cerita yang teremat sangat indah, bahkan keindahan bahasa dan keromantisannya mengalahkan berbagi novel monumental karangan manusia, yang serba rekayasa dan kadang dibumbui dengan sesuatu yang kurang etis.

Baru ku ingat bahwa Allah telah memberikan  yang namanya Al Qur’an, dimana Al Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantaraan malaikat Jibril yang  di dalamnya terkandung berbagai macam tuntunan, tidak hanya tauhid atau Akhlak, tetapi terkandung cerita-cerita dan hikmah yang dapat diambil ibrohnya, sebagai pedoman hidup agar manusia selamat dalam kehidupan dunia sampai akherat.

Dalam Al Qur’an, banyak ayat-ayat yang mengulas tentang cerita. Namun, dari sekian banyak cerita, tampaknya surat Yusuf ini memiliki keunggulan. Salah satu keunggulan itu, dalam surat Yusuf, ayat-ayatnya lebih sempurna mengurai tentang kisah kepribadian manusia. Biasanya Al Quran menguraikan suatu kisah dalam satu surah yang berbicara tentang banyak persoalan, dan kisah itupun dikemukakan satu atau dua episode, tidak lengkap sebagaiman surat Yusuf ini. Ini merupakan salah satu sebab mengapa sementara ulama’ memahami bahwa kisah ini yang ditunjuk oleh ayat ketiganya sebagai ahsanul al qhoshos (sebaik-baik kisah).


Ayat ini turun di Makkah sebelum nabi Muhamad SAW berhijrah Ke Madinah. Situasi dakwah ketika itu sangat kritis, khususnya setelah peristiwa Isro’ Mi’roj dimana sekian orang meragukan pengalaman Nabi Muhammad saw. itu, bahkan yang lemah imannya menjadi murtad. Disisi lain jiwa nabi diliputi oleh kesedihan, karena istri beliau Syaidah Qodijah ra. dan paman nabi Abu Tholib baru saja wafat. Dalam situasi yang demikian itu turunlah surat ini sebagai penguat hati nabi Muhammad SAW.

Dalam kisah ini, pribadi tokohnya nabi Yusuf as. dipaparkan secara sempurna dalam berbagia bidang kehidupannya. Dijelaskan juga aneka ujian dan cobaan yang menimpanya serta sikap beliau ketika itu. Digambarkan dalam surat ini cobaan yang menimpa beliau bermula dari gangguan saudara-saudaranya  yang merasa iri dengan beliau, sehingga mereka melemparkan beliau ke dalam sumur tua, selanjutnya bagimana sikap beliau terdampar ke satu negeri yang jauh, lalu rayuan seorang wanita cantik bernama Zulaikha, yang kaya, dan istri penguasa yang dihadapi oleh seorang pemuda normal yang pasti memiliki juga perasaan dan birahi, dan bagaimana kisahnya berakhir dengan sukses setelah beliau berhasil istiqomah dan bersabar. Istiqomah dan sabar itulah yang  merupakan kunci keberhasilan  dalam melaksanakan nilai-nilai Islam yang harus dimiliki  oleh seorang muslim yang sejati jika ia memang menginginkan keberhasilan dalam menjalankan  syareat Islam. Dikisahkan juga nabi Ya’kub ayah dari nabi Yusuf,  yang kedua orang ini sabar sekaligus termasuk golongan muhsinin yang tidak disia-siakan oleh Allah amal-amal baik mereka.

Silahkan temukan kisah Yusuf & Zulaikha selengkapnya dalam Al Quran surat Yusuf  niscaya engkau akan menemukan pahala serta berjuta hikmah yang tersimpan didalammya. Selamat membaca

Sumber : Majalah SPEKTRA Edisi Pertama

Comments

Popular posts from this blog

Struktur Organisasi Kelas Desain Keren

Lirik Lir-ilir dan Sholawat Badar Habib Syech